Puisi

Jumat, 26 Mei 2017

Puisi : Derai Diriku

Derai Diriku
by : Fybie Maharani P

hatiku berdesir
tangisku tak terukir
badanku bergetar,
napasku terengah-engah
suaraku teduh namun serak,
rambut juga diriku kacau
nampak sangat berantakan
suasana hatiku tak teratur

aku merintih dalam pecahnya tangisku
membelah malam
kepalaku pening,
mataku sembab

jiwaku tak terima,
namun hatiku memaksa
hati dan jiwaku kontras tak seiras

tetes air mata,
menembus lembar demi lembar
buku yang berisi keluh kesah itu,
menanggalkan jejaknya disana

tanganku menopang 
berat pikiran di kepalaku
aku ingin berteriak,
namun sunyinya malam
membuatku seakan bungkam

angin malam ini dingin,
sungguh dingin
sukses menusuk hingga tulangku
menyeruak hingga sesak dadaku
aku ingin menghiasi wajahku
dengan senyum menawanku,

namun sangat sulit,
tanganku dingin
jantungku berdetak cepat
aku lemas terkapar
tak berdaya,

menangis tersedu-sedu
ingin menatap senyum dan tutur katamu
yang mampu teduhkan dan redahkan
tangis juga gelisahku,
aku rindu

Rabu, 12 April 2017

Puisi : Anganku

Anganku


Pergilah saja,
Aku tak ingin menahanmu
Lebih lama denganku
Percuma saja
Hanya seperti ini terus menerus
Semakin ku tahan,
Semakin melara

Pergilah,
Aku masih bisa tertawa di sini
Menertawaimu
Yang dengan bodohnya pergi,
Meninggalkanku yang sungguh tulus
Menjaga hubungan ini,
Tapi tak pernah ku harap kan seperti ini akhirnya
Dengan egoisnya kau berlalu
Tak pikirkanku, letihku juga sendu yang ku simpan rapat
Namun, dengan mudahnya muncul lagi
Membawa sejuta perih, yang kian menemani

Waktu demi waktu,
Jalani semua ini sendiri lagi
Kau yang dulu selalu ku kisahkan dalam setiap tulisku,
Yang seringkali mengiringi tiap senyumku
Kini berganti,
Membimbing tiap sedihku
Menjadi latar belakang tangisku,
Alasan utama lamunku
Pemeran utama hayalku,
Penyebab utama ku sulit terlelap
Menggeliat, mengganggu penglihatanku

Tampak ditiap kedip mata
Tak pernah patuh tuk benar-benar pergi
Sekali lagi, ku sadar
Aku yang belum benar-benar siap melepasmu
Karna kau masih jadi mimpiku
Yang mengharuskanku tuk menggapaimu

Puisi : Sebelas Dua Belas (Sama Saja)

Sebelas Dua Belas
(Sama Saja)

Hatiku berdesir,
Ragaku telah terusir
Telah tersisihkan dari pandangmu
Hilang dari ingatan dan pikiranmu
Seperti angin kencang yang mampu hilangkan segalanya,
Tapi apa yang mampu membuatmu menghapusku?

Aku ini telah lama menetap padamu,
Telah cukup lama menunggu
Lebih lama dari menunggu tahun baru
Yang selalu ku harap dari dulu,
Kita dapat terikat seperti simpul mati
Yang selalu erat dan takkan terlepas
Tapi kali ini seperti tak berbalas
Pikirku, keinginan kita sebelas dua belas

Benar memang awalnya,
Tapi dipertengahan kau menyerah
Kau tancapkan pisau tepat di hati ini hingga
Berdarah-darah,
Juga tinggalkan semua lara padaku, parahnya
Kau tinggalkan semua harap kita
Dengan sia-sia

Kali pertama ini, ku lihat sisi lain dirimu
Yang tak pernah ku tahu
Dulu dirimu berkata,
‘aku akan selalu jadi yang berbeda
Dari semua masa lalumu
Dan takkan memperburuk sakit hatimu yang lalu’
Tapi di ujung kisah ini tetap sama
Sama saja,
Dirimu seakan sebelas dua belas
Dengan semua masa laluku
Bahkan, kali ini sakit hati itu
Diperparah dari yang sebelumnya
Tak kusangka dirimu sama saja

Kamis, 16 Maret 2017

About Friendship 'Bullshit yups'

haii! kali ini Fay ngga bahas soal nerbitin puisi dulu. lagi bumpet ga ada inspirasi :v karna minggu-minggu ini lagi banyak sedihnya daripada mikirin ide puisinya *ea:v mau curhat aja deh 😂 udah kenal kan ya samaa Fay? masa udah baca puisi-puisi yang udah Fay terbitin tapi gak kenal siapa Fay? yang gak kenal kenalan dulu yuk *bhaks 😆 namaku Fybie Maharani Putri Yohana Gabriel. panjang bangettt yak-, kalo susah panggil Fybie panggil Fay saja gampang kann? 

okey, Fay mau curhat nih. eh tapi, mau nanya dulu.. 
pernah ga kalian punya temen yang udah kelet banget setelah sekian lama, tapi diakhir mereka lupa sama kita. banyak emang ya persoalan remaja yang kaya gitu. bukan sekedar curhatan masa remaja aja, tapi emang sakit dirasain karna ini kenyataan. apalagi saat kita mau pisah kaya gini. kita mungkin pernah punya salah sama mereka, tapi itu kecil. sedangkan mereka mungkin menganggapnya lebih dari biasa. kita juga udah berusaha memperbaiki kesalahan itu biar 'temen' kita itu bisa ngerti. pasti diantara kita juga pengen gabung lagi. *aduh gakkuat Fay😔
diantara kita pasti memiliki sifat/sikap yang berbeda-beda dan kita mencoba menerima semua itu. walaupun terkadang ada yang bersikap kekanak-kanakkan dan cenderung egois. tapi dengan adanya semua pengalaman yang kita peroleh dari masalah-masalah itu kita dapat belajar bahwa,

"berjuta-juta kebaikan akan terlupakan dengan hanya satu kesalahan kecil."

terus yaa, banyak temen jaman sekarang yang ngakunya sih benci sama si 'dia' tapi nyatannya apa cuy? mereka malah main bareng sama mereka. sambil gandengan tangan pula. seolah-olah kaya ga ada masalah. padahal sebelumnya lagi tengkar dengan hebatnya. jago ya balikin muka. mukanya ada berapa sih? berlapis-lapis ya?

"Balikin muka segampang balikin telapak tangan gitu aja ya?"

masa remaja masa-masa labil. yang dilukiskan dan gampang dihapus lagi. emang bener kita bisa dapet banyak pelajaran yang bisa diambil masa-masa ini. tapi, dengan adanya masa-masa ini juga kita bisa kuat nantinya. 😉

Jumat, 10 Februari 2017

Puisi : Dirimu Ku Tunggu (Dari Bayangan Sinar Mentari)



Dirimu Ku Tunggu
(Dari Bayangan Sinar Mentari)
by: Fybie Maharani Putri

Tak terlupa hari itu,
Tepat lima bulan lalu
Ditanggal yang sama dengan hari ini,
Awal dari kisah itu dimulai

Berawal dari satu tatapan
Yang mempesona,
Disaat mata kita bertemu
Hanya mampu tersenyum simpul
dengan satu kedipan mata
dengan tidak sengaja pula,
ku terus curi pandang ke arahmu
dengan waspada, agar tak ada yang curiga
setelah kupandang mata itu,
detak jantung ini tak biasa
setelah sekian waktu
benarkah, kali ini akan dimulai lagi
kisah asmaraku?

Terhitung lima bulan dari waktu itu
Telah kita lalui, seringkali diiringi oleh candamu
Dan sesekali juga saling memendam rasa
Hanya belum tepat, untuk ungkapkan
Rasanya telah sejauh ini
Kita lewati, tapi terkadang
Tatapan lima bulan lalu itu
Masih saja terlintas di pikiranku
Saat ku tutup mataku,
Ku lihatmu didepan mataku
Saat ku buka mataku,
Ku merindukanmu
Ada malam yang ditemani oleh
Tawa yang tertahan di dalam hati
Agar tak memecah heningnya malam,
Ada pula malam yang ditemani oleh tangisan
Yang mampu membasahi seluruh wajah
Bahkan membuat sesak di dada

Walau terkadang dirimu
Mampu buatku kecewa,
Tapi ku percaya semua telah diatur oleh-Nya
Karna kecewaku hanya sementara
Tapi cinta redakan lara
Doaku, semoga kita dijadikan indah oleh-Nya
Dan dipersatukan oleh semesta
Juga diterima oleh dunia

Walau hubungan ini
Sulit diterka, akan kemana membawa kita
Semoga saja segala rencana
Berjalan apa adanya
Walau tak mudah untuk bertahan
Aku menolak kalah oleh keadaan,
Walau tiada yang yakin
Ku mampu berdiri disini
Menunggumu datang dari bayang sinar mentari

Puisi : Ikatan Tanpa Batas Waktu



Ikatan Tanpa Batas Waktu
by : Fybie Maharani Putri

Seperti matahari pagi
Yang terbit memancarkan sinar kemilaunya
Seperti itu kasih seorang ibu
Tiap hari kepada keluarganya
Seperti udara yang selalu ada
Itulah wujud nasehatnya kepada sang anak
Yang selalu mendampingi tiap langkah sang anak
Tak terlihat, tapi kita dapat rasakan
Segala manfaat dan hasilnya

Seperti aliran air
Perlindungan seorang ayah kepada keluarganya
Setiap saat dan tanpa batasan waktu
Seperti pohon yang berbuah setelah sekian lama
Seperti itu seorang ayah,
Mampu membentuk mental
Kepada anaknya

Seperti sebuah pelita ditengah gulita
Seorang anak bagi keluarganya
Seperti menambahkan krim
di atas sebuah kue tak berasa
seorang anak menambahkan cinta
menambahkan sebuah rasa,
menambahkan sebuah warna
juga melengkapi suatu ikatan
Seperti bakau di pinggiran pantai,
Keluarga yang saling mempertahankan
Kelurga yang saling percaya dan menyayangi

Semoga seperti pohon kurma ditengah gurun
Yang mampu bertahan bertahun-tahun
Lamanya, ditengah kekeringan
Dan jauh sumber air
Semoga seperti itu pula keluarga
Yang mampu saling menjaga
Dan membantu dalam kesusahan,
Juga selalu ada di suka duka bersama
Saling melengkapi dan bahu-membahu
Karena cinta yang terkuat adalah cinta keluarga
Yang mampu meluluhkan hati yang beku

Puisi : Takdir Jauh



Takdir Jauh
by : Fybie Maharani Putri

Apa lagi kali ini,
Apa yang kau lakukan saat ini?
Kau ingin mulai pergi lagi
Jauh, pergi dan menghilang
Tanpa tinggalkan kejelasan juga kabar
Sesekali ku temukan kau,
Yang bersembunyi dibalik rencanamu itu

Kau yang memiliki beribu alasan
Untuk mulai menjauh dan pergi,
Karna kau tidak berpikir jauh ke depan,
Sebelum kau mengambil pilihan

Bagaimana nanti,
Jika kita tak sengaja
Kembali berhadapan?
Akankah Yang Kuasa
Memiliki rencana-Nya sendiri
Yang kita sebut takdir?
Dan akankah waktu itu,
Yang Kuasa memisahkan kita lagi?
Atau justru memberi waktu baru
untuk kita bersama hargai
dalam ketulusan